Who’s That Girl

Pergantian tahun ini terasa agak berbeda dengan biasanya, bukan kembang api, bukan tanggalnya geser, bukan karena hujannya, dan bukan tentang orang yang bersama gue.

Tahun baru kali ini gue bersama April. Berhubung ada Car Free Night dibeberapa kota, jadi gue sama April berencana untuk datang yang di Bekasi. Karena beberapa hal makanya lebih memilih untuk yang di Bekasi saja.

Tidak banyak hal yang dilakukan malam itu, hanya sengaja parkir di Bekasi Cyber Park biar dekat sama lokasi Car Free Night. Kemudian hanya berkeliling dan ngemil. Selanjutnya hanya mengecek seperti apa keadaan Car Free Night Bekasi, apakah akan seramai yang di Jakarta atau tidak. Tapi ternyata daerah Car Free Night-nya benar-benar gelap dan seperti tidak ada kehidupan.

Karena melihat daerah Car Free Night Bekasi yang begitu menyedihkan, beda sekali dengan yang di Jakarta. Akhirnya gue sama April pun memutuskan untuk pulang walaupun masih ingin tetap bersama pas pergantian tahun baru. Ditengah perjalanan, akhirnya ditentukan tujuan baru yaitu cukup ke McD di daerah Bekasi, gue lupa apa nama daerahnya.

Jam 12 kurang 5 menit, orang-orang berhamburan keluar untuk siap bermain kembang api. Pegawai McD pun keluar sampai hanya tersisa sedikit di dalam yang melayani pelanggan. Banyak yang mulai main petasan dan gue hanya menikmati dari dalam McD dan dibatasi oleh kaca.

Disaat itulah gue melihat seorang anak kecil yang lucu dan terlihat sangat friendly dengan salah satu dari pegawai McD. Gue pikir itu anaknya dan gue biarkan berlalu begitu saja.

Saat semakin ramai akhirnya gue sama April pun keluar untuk melihat kembang api langsung dari luar. Sambil membawa terompet dari McD yang sengaja tidak untuk ditiup. Sekian lama di luar, tiba-tiba anak kecil yang tadi gue liat itu datang dan menawarkan pempek yang dia jual.

Gue kaget karena ada anak kecil, perempuan, keliling tengah malam untuk menjual pempek. Ini siapa orang tuanya yang begitu tega membiarkan anaknya seperti ini. Dan tampilan anak ini sama sekali tidak seperti anak yang terlantar gitu, pakaiannya tidak dekil dan terlihat sangat cerita tanpa beban. Tapi sayang gue tidak bisa membeli pempeknya. 😦

Tapi untung ada orang lain yang masih beli pempeknya, setidaknya itu anak pulang tidak dengan tangan kosong karena masih ada yang beli. Masih banyak pempek yang belum terjual dan terlihat berat yang dia bawa karena masih banyak.

Gue sama April sepakat untuk memberikan terompet ke anak tersebut. Sedikit mengejar anak kecil yang sudah agak menjauh. Saat gue berikan terompetnya, sikap anak ini sangat aneh menurut gue. Mendadak anak ini malah tertawa tapi gue tidak dapat mengartikan dari tawa anak kecil ini. Apakah penolakan pemberian gue atau malah senang karena tertawanya sangat aneh. Gue tetap memberikan terompetnya ke anak itu dan kemudian anak itu pergi.

Ternyata bukan gue doang yang bingung, karena April juga bingung dengan sikap anak itu, tertawanya benar-benar susah diartikan. Sikapnya tidak seperti anak jalanan pada umumnya, tidak ada tampang memelas, hanya ada tampang bahagia pada anak itu dari awal gue liat sampai dia pergi. 🙂